Jepang adalah negara maju dan kehebatan negara ini bisa kita jumpai pada teknologi dan produknya yang dipasarkan di seluruh dunia. Kemajuan suatu negara tentu tidak bisa lepas dari kualitas pendidikannya. Bagaimanakah konsep pendidikan di negara ini?
(foto: sekolahjepang.com)
Pemerintah tentukan murid harus belajar di sekolah mana
Untuk jenjang pendidikan SD dan SMP, murid di Jepang mendaftarkan diri di kantor balai kota dan di tempat inilah murid diputuskan untuk masuk sekolah tertentu. Dengan kata lain, murid tidak bebas menentukan pilihannya sendiri. Penentuan sekolahnya pada dasarnya berdasarkan alamat.
Jalan kaki ke sekolah
Murid tingkat SD dan SMP harus jalan kaki ke sekolahnya. Meskipun orangtuanya punya mobil, mereka tidak boleh diantar ke sekolah, wajib jalan kaki. Berangkat ke sekolah pun ditentukan berdasarkan grup masing-masing. Jika ada anggota grup yang tidak masuk sekolah, ketua grup harus melaporkan ke pihak sekolah. Jika sudah duduk di bangku SMA, baru mereka diizinkan ke sekolah naik sepeda kayuh.
Tidak pakai seragam
Siswa di Jepang tidak diwajibkan pakai seragam selama belajar di sekolah, dengan pengecualian pada pelajaran olah raga. Hanya pada saat penerimaan murid baru, siswa bersama orangtuanya menghadiri upacara dengan baju resmi lengkap dengan jas dan dasi.
Tidak ada upacara bendera
Siswa Jepang tidak pernah mengadakan upacara bendera seperti siswa di indonesia setiap hari senin. Tetapi, nasionalisme mereka pantas diacungi jempol.
Tas sekolah sama
Semua siswa SD di Jepang membawa tas sekolah dengan warna sama, hitam atau biru untuk laki-laki dan warna-warni untuk perempuan. Harga tasnya pun lumayan mahal, sekitar Rp 3,5 juta dengan garansi 7 tahun. Dengan kata lain, cukup 1 tas saja untuk belajar sampai lulus SD.
Tidak ada sekolah favorit
Tidak ada istilah sekolah favorit di Jepang. Semua sederajat. Orangtua tidak perlu rebutan sekolah untuk putra-putrinya.
Apa saja yang dipelajari?
Siswa SD belajar sejak jam 8 pagi sampai 4 sore (cukup lama memang), tetapi materi yang harus dipelajari tidak banyak. Sampai kelas 2 SD, siswa hanya diajarkan matematika dasar (kali, bagi, tambah, kurang) sampai benar-benar paham. Pelajaran bahasa Jepang juga wajib, terutama untk pelajaran menulis huruf kanji. Pelajaran olahraga juga ditekankan dan bibit atlet olimpiade pun bisa dilatih sejak dini. Untuk pelajaran ilmu pengetahuan alam, siswa diajak langsung menjelajahi alam, mereka pergi ke kebun dan memancing ikan.
Tidak boleh bawa ponsel
Khusus untuk siswa SD dan SMP, mereka dilarang membawa ponsel ke sekolah.
Pendidikan hampir gratis
Pendidikan di Jepang itu hampir gratis. Meskipun harus mengeluarkan uang, itu hanya sedikit. Pemerintah memberi perhatian lebih pada pendidikan dengan tunjangannya.
Latihan antre
Meskipun terkesan sepele, antre adalah unsur penting dalam pendidikan. Pendidikan di Jepang mengajari siswanya untuk antre sejak dini. Setiap orang harus menghargai hak orang lain dengan antre secara tertib.
Makan siang di sekolah
Karena siswa berada di sekolah untuk waktu lama, makan siang dilakukan di sekolah dan sudah disediakan secara gratis oleh pemerintah.
Liburan panjang
Liburan panjang di musim panas Di musim panas, siswa di Jepang bisa nikmati liburan panjang, hampir 45 hari.
Tidak mengajarkan agama
Pelajaran agama tidak dimasukkan di kurikulum sekolah, tapi toleransi di sana tinggi. Orang-orang di Jepang menganut banyak agama tapi toleransi pada umat beragama lain tetap ada.
ConversionConversion EmoticonEmoticon