Kehadiran awan tegak lurus seperti dalam gambar ini diduga menjadi pertanda datangnya gempa dan masih dikaji oleh peneliti. Meskipun ahli sendiri menyebutnya sebagai mitos belaka, keberadaan awan seperti ini memang sering mengawali datangnya gempa, tidak hanya sekali dua kali saja.
(foto: apakabardunia.com)
Bentuknya aneh tidak seperti awan biasanya, memanjang vertikal layaknya asap dari pesawat. Menurut penelitian seorang ilmuwan dari India yang bernama Varahamihira (505 -587 Masehi), ada beragam tanda munculnya gempa bumi seperti kelakuan binatang yang tidak wajar, pergerakan di bawah air tanah, sekaligus formasi awan tidak lazim yang kemunculannya seminggu sebelum datangnya gempa.
Menurut Zhonghao Shou, seorang pensiunan pakar kimia dari Kalifornia, dari 36 awan yang pernah ditelitinya, 29 darinya memang jadi pertanda datangnya gempa. Bagaimana awan gempa ini terbentuk? Saat gelombang elektromagnetik dari sumber gempa kaluar dan berbenturan dengan permukaan bumi, gelombang tersebut mampu menembus langit sampai membentuk awan yang bentukya tidak lazim. Awan lurus dalam foto sering disebut awan cirrus, dengan ketinggian rata-rata sekitar 6 km. Di mana sajakah awan ini muncul?
Di Kobe, Jepang, 8 hari sebelum gempa besar tahun 1995, awan tegak lurus ini muncul. Masyarakat pun mulai mengumpulkan berbagai kejadian gempa yang ditandai sebelumnya dengan kemunculan awan aneh ini. Seperti misalnya:
Pada tahun 1978, Walikota Kyoto Kagida menjumpai kemunculan awan ini sehari sebelum terjadinya gempa Kanto di Jepang.
Pada tanggal 20 Desember 2003, muncul awan aneh di Bam Iran dan gempa besar 6,8 SR terjadi 4 hari setelahnya.
Empat jam setelah awan aneh ini muncul, gempa di Niigata terjadi pada tahun 2004.
Di tahun 2006, awan ini muncul beberapa minggu (tepatnya 3 Mei) sebelum gempa besar Yogyakarta pada tanggal 27 Mei.
ConversionConversion EmoticonEmoticon