Pernah belajar di bimbingan belajar (bimbel)? Jika kamu merasa bahwa belajar di sekolah tidak cukup, bimbel bisa menjadi salah satu alternatif paling menjanjikan. Tempat ini menawarkan metode belajar tertentu dan diklaim mampu memberikan solusi tepat bagi siswanya dalam proses belajar. Ada yang sedikit berbeda dari dunia pendidikan Indonesia saat ini. Jika kita membandingkannya dengan 5 atau 10 tahun lalu, jumlah bimbel meningkat pesat. Dulu, bimbel masih sulit ditemukan. Sekarang, setidaknya ada 2 atau 3 bimbel di setiap kecamatan. Pertambahan jumlah bimbel adalah salah satu respon terhadap kebutuhan murid itu sendiri. Mereka membutuhkan metode bejalar di luar pendidikan formal (sekolah) untuk mencapai tujuannya (bisa mencari nilai bagus atau mendapatkan ilmu). Kenapa bimbel semakin banyak dari tahun ke tahun?
(foto: loker.id)
Sekolah tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik
Pernyataan ini memang terkesan agak sinis. Semakin banyak bimbel, semakin tidak bermutu kualitas sekolah. Seandainya sekolah bisa menjalankan fungsinya dengan baik (untuk mendidik dan mentransfer ilmu), para murid tentu tidak akan lari ke bimbel. Jika sekolah formal saja sudah cukup dan memenuhi tujuannya dengan efektif, bimbel tidak akan sebanyak ini atau malah tidak ada bimbel sama sekali. Kekurangan dalam sistem pendidikan formal adalah peluang bisnis bagi pengelola bimbel. Mereka menawarkan alternatif baru yang lebih baik dengan metode belajar yang tidak diterapkan di sekolah formal. Hasilnya, tidak sedikit murid yang bisa belajar dengan lebih baik setelah menggunakan jasa bimbel tersebut. Dengan iming-iming tersebut, mereka rela membayar lebih mahal dan meluangkan lebih banyak waktu untuk belajar.
Standar kelulusan semakin tinggi
Semakin lama, standar kelulusan semakin tinggi. Jika murid bisa lulus dengan misalnya nilai 5 tahun lalu, mereka baru bisa lulus setelah mendapat nilai 6 di tahun berikutnya. Dengan syarat yang semakin tinggi tersebut, tentu siswa membutuhkan lebih banyak waktu untuk belajar. Belajar 6 jam di sekolah formal terasa tidak cukup dan mereka membutuhkan lebih banyak waktu di bimbel. Meskipun mereka sebenarnya sudah muak untuk belajar, mereka harus melakukannya karena tuntutan syarat kelulusan yang semakin tinggi. Jika mereka tidak lulus, itu sudah menjadi aib tersendiri. Selain itu, bimbel juga memberikan garansi bahwa siswa dijamin lulus. Dengan metode yang diberikan oleh bimbel dan kisi-kisi soal ujian, siswa bisa merasa lebih yakin.
Bimbel adalah bisnis menjanjikan
Peningkatan jumlah bimbel tidak hanya dipengaruhi oleh kebutuhan murid, tetapi juga peluang bisnisnya. Dengan modal yang relatif sedikit, bimbel bisa meraup untung besar. Meskipun harus membayar tenaga pengajar, pengelola bimbel masih mendapatkan untung besar. Modal tidaklah sebesar bisnis-bisnis lainnya. Pengelola bimbel bisa menggunakan rumahnya sendiri untuk membangun bimbel. Jika harus mengeluarkan modal, mereka hanya menggunakannya untuk membeli bangku, papan tulis, serta alat tulisnya. Tidak sedikit bimbel yang menyediakan tempat duduk bagi siswanya dan mereka hanya bisa duduk di lantai atau tikar.
ConversionConversion EmoticonEmoticon